Mengajarkan Anak Olahraga Kalistenik Sejak Dini

Friday, August 07, 2020

"Yah, aja ditibake maneh lho helm-e" Saya diingatkan terus menerus tiap kali lewat jalan itu. Iya, tiap kali lewat jalan itu.

Jadi begini:

Tragedi itu terjadi ketika saya menjemput Fatih di rumah pengasuhnya di kaki gunung Ungaran. Bukan, anak saya gak diasuh di hutan rimba. Malam itu, selepas magrib, jalan basah dan becek karena hujan sepanjang sore, belum lagi aspal pada rontok berlubang sana sini. Pandangan terbatas karena gelap dan semacam kabut. Suasananya spooky ya? tenang, ini bukan cerita horror kok.

Tiba-tiba kepala gatel biyaaanget. Entah ada bayi komodo atau biawaknya, pokoknya pengen cakar isi helm, tapi kondisinya masih berkendara, tangan kanan pegang stang, dan si boy duduk di depan. Gak tahan gatelnya.

Sumpah pengen garuk! Karena gak tahan maka helm saya lepas pakai tangan kiri. Tidak tau kenapa jadi oleng, nggobak-nggobik  hampir saja jatuh masuk parit yang dalamnya sepuluhan meter. Maka saya lepaskan helm tersebut. "glundungg... bak buk, swingggg, blug, blup, bug, krompyang, pyarrr" suaranya panjang sekali waktu menggelinding.

Diambil gak?

Egak diambil dong, bukan takut kalau ada anaconda lapar atau pocong jongkok sih, tapi saya urungkan karena gelap, hujan, becek, licin, dan ada anak super kepo di atas jok motor. Ndrawasi kalau ditinggal sendiri buat ambil helm.

Oke, ambil besok saja.

"Yah, aja ditibake maneh lho helm-e"
"Yah, aja ditibake maneh lho helm-e"
"Yah, aja ditibake maneh lho helm-e"

Boy, kamu bukan type orang yang suka mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu kan? kenapa tiap lewat jalan itu selalu tanya helm? gak bosen apa?

Did you know? anak secara alamiah memang belajar, meniru dari apa yang dicontohkan, yang dia lihat dan yang dia dengar. Maka dari itu ada yang menyebut "anak adalah peniru ulung".

Seperti kemarin saat ibunya diberi wejangan oleh petugas Puskesmas, "Jangan minum es dulu dan banyak banyak minum air putih nggih bu". Kemudian selang satu hari di siang bolong yang panas, ibunya bilang kalau pengen beli es degan, eh si boy langsung nyeletuk "ibu gak boleh mimik es, mimik air putih banyak banyak". Kami pun saling melirik dan tertawa, buset ni anak! inget aja! kita jajan es oyen aja!


Belajar itu tidak cukup hanya diberi teori dan contoh, kadang juga perlu diberi "dorongan".

Kadang saya ajak si boy lari dan kalistenik. Kadang kadang saja sih, saya gak bisa fokus latihan kalau ada dia, harus sering sering ngecek posisi dan dan memantau apa yang dia lakukan, entah itu gandulan, lompat lompat, ngawul awul rumput, ngacak acak pasir, gangguin kakak kakak gemes. Untungnya sekarang dia mau ikut latihan."Yah, angkat yah! gandulan" si boy minta dijunjung, diangkat dan didorong ke atas bar untuk pull up walaupun cuma gelantungan aja 5-10 detik. Sekarang tiap saya latihan kalistenik dan nglimpe gak ngajak si boy, dia mesti protes kenapa gak diajak.

"Yah, helm-e wis diambil?" Sampai sekarang setengah tahun berlalu pun, masih diingetin diungkit-ungkit soal helm jatuh kalau lewat jalan itu. Boy, tatap mata ayah! Apa kesalahanku ini terlalu berat untuk kau lupakan?

You Might Also Like

0 komentar

Followers