Rasanya masih belum bisa move on dari perayaan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur minggu kemarin. Langit malam yang awalnya redup menjadi terang penuh cahaya kedamaian ketika lampion mulai beterbangan.
Waisak 2019
Waisak adalah hari agung, hari sucinya pemeluk agama Buddha untuk memperingati 3 peristiwa besar, yaitu: kelahiran Siddharta Gautama, hari Siddharta Gautama menjadi Buddha dan memperingati kematian Siddharta Gautama.Perayaan Waisak di Indonesia dipusatkan di Candi Borobudur, Kota Magelang. Menariknya, walaupun acara keagamaan dan harusnya bersifat syakral, tetapi wisatawan diizinkan untuk datang dan menyaksikan upacara baik wisatawan lokal dan mancanegara. FYI, Waisak tahun 2019 ini wisatawan lebih banyak berasal dari luar kota dan mancanegara.
Prosesi Perayaan Waisak Nasional di Candi Borobudur
Prosesinya dimulai dengan mengambil air dari mata air Jumprit di Parakan, Kabupaten Temanggung. Kemudian prosesi pengambilan api alam dari Mrapen Grobogan. Setelah itu, prosesi dilanjutkan oleh Pindapatta dan prosesi di Candi Mendut menuju Candi Borobudur. Kemudian puncaknya adalah pelepasan ribuan lampion di Candi Borobudur.Bagi yang ingin mengikut seluruh prosesi dari awal sampai akhir, jangan khawatir, panita akan selalu mengupdate jadwal acara dan rangkaian kegiatan Waisak. Yang terpenting adalah siapkan diri sesuai kondisi di lapangan ya, jangan dipaksakan.
Photo by @vie_kusuma |
Pelepasan ribuan Lampion di Candi Borobudur
Puncak perayaan Waisak di Candi Borobudur ditandai oleh pelepasan ribuan lampion. Inilah atraksi yang banyak dinantikan oleh para wisatawan. Dalam kesempatan kemarin, karena banyaknya antusisas para wisatawan yang ikut melepaskan lampion, maka dibagi menjadi 2 gelombang, yaitu gelombang pertama pukul 7 dan gelompang kedua pukul 10 malam.Jadi, setelah masuk dan mendaftar, kita dituntun oleh biksu ke lapangan tempat acara sesaat sebelum melepas lampion. Kita diajak bermeditasi terlebih dahulu di bawah langit malam dengan cahaya lilin, kita akan mulai memejamkan mata, membebaskan tubuh dan pikiran kita dengan tuntunan suara biksu di depan yang berlangsung sekitar 15 menit. Tujuannya supaya tertib, aman, dan agar kita dapat menikmati acaranya.
Begitu lampion mulai berterbangan bersamaan, langit malam yang awalnya redup menjadi terang penuh cahaya kedamaian. Pelepasan lampion ini menyimbolkan penyebaran cahaya kedamaian ke seluruh alam raya.
Photo by embak cantik @vie_kusuma |
Sayangnya Waisak 2019 ini jatuh di hari minggu, jadi berasa singkat karena besoknya harus masuk kerja. Untuk Waisak tahun 2020 nanti bakal lebih leluasa untuk liburan, karena jatuh di hari Kamis, jadi jauh-jauh hari bisa merencanakan libur panjang. Di hari jumat hingga minggunya bisa dimanfaatkan untuk explore destinasi lain di Sekitar Candi Borobudur seperti menyaksikan sunrise, melihat pucuk candi Borobudur dari Puntuk Stumbu dan mengunjungi keunikan Gereja Merpati.
Untuk merencanakan jadwal dan hari libur selanjutnya agar perencanaanya lebih baik bisa klik di sini
Harus diingat, Selama mengikuti acara kita harus tetap menjunjung tinggi etika dan norma kesopanan, seperti tidak menggangu kesyakralan ibadah para umat Buddha, tidak gaduh, tidak naik ke candi, dan harus mematuhi peraturan dari panitia.