Dieng Plateau, Video, Foto dan Tulisan

Friday, September 16, 2011

Saya terbangun di pagi buta, sebelum ayam berkokok dan mengucek matanya, bahkan sebelum si ayam mengembeeekkk dan garuk-garuk pantatnya, saya sudah bangun dan menyeduh teh anget. Dinginnya lantai keramik dan air es didalam bak mandi pun serasa 100 kali lipat dari dinginnya cintamu padaku #eaaaa. ( "Dieng Plateau", 1-2 September 2011)

Sudah sejak lama saya pengen touring lagi, setelah lama vakum karena kesibukan kerja dan hal yang sangat menghebohkan bagi mahasiswa tingkat akhir, SKRIPSI. Nah lebaran ini sepertinya bakal jadi hari liburan yang panjang!!!(mbunderi kalender, susun rencana). Pucuk dicinta ulam pun tiba, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, gak ada rotan akar pun jadi, (ashhhh kebanyakan pantun cuy!!!). Betapa beruntungnya aku, Akhirnya dapat tebengan dan teman perjalanan hasil dari nyamber facebooknya jeng Intan.

@homestay pak alif, siapa kuat beridiri telanjang kakai dilantai saya acungi 4 jempol
Saya touring single dari Ungaran-bandungan-sumowono-temanggung-wonosobo dan berakhir di Kalikajar rumahnya Weldee (basecamp) sebagai titik temu rombongan dari jogja, solo dan semarang. Oya, ada pesan dari saya, "Naik motor dengan sendal telanjang itu gak Keren cuy", walaupun dengan sendal gunung mahal sekalipun.  BERBAHAYA,selain rentan pritil dan lecet jarinya kalau terjadi kecelakaan, tetapi juga membuat kaki belang seperti zebra, gak keren kan?!!.

Disusunlah formasi maut 2-2-2, dengan posisi paten sbb:
-Intan sebagai korlap merangkap tukang foto.
-Susi di posisi Supir1 dengan gaya BUS patas Jurusan Jogja - semarang
-Niken diposisi depan membackup sopir 1, menjaga supaya supir1 matanya tidak meleng
-Endang diposisi tengah sebagai bendahara, bertugas memegang dompet yang siap sedia membayar semua biaya, mulai dari parkir, makan, penginapan, guide dan mbayari Lusinan tempe kemul dan tahu goreng.
-Reno, adiknya jeng intan yang berambut gondrong mirip Noe vokalis Letto
-Slam (saya) di posisi belakang, lebih cocok jadi bodyguard (angkat kerah), melindungi 4 bidadari cantik #eaaaa

inget!! Narsis itu sudah Jadi DEFAULT!! Whoookey langsung saya tunjukan aja bukti otentik bahwa saya sudah menapakan kaki, merasakan udara dingin dan menghirup harumnya amoniak dari aroma khas belerang. Check this Out!!.

BUKIT SIKUNIR
Ceritanya saya potong saja langsung ke bagian kejar-kejaran matahari, 03:30 saya bangun setelah mendengar jeritan alarm dengan lagu Histeria by MUSE dari hape SEG502 yang ada diluar kamar, tumben-tumbenan saya langsung bangun dan dengan mata segar seperti mengintip aura kasih. 04:30 kita berangkat menuju bukit dengan dipandu Pak meno.
Sunrise Hunter, menanti detik-detik matahari terbit, bisa disambi makan Mie Rebus
Foto Siluet dari kamera jeng intan

1/4 perjalanan berat mendaki bukit sikunir yang berada di ketinggian 2400DPL, Entah berapa derajat suhu pagi itu, yang jelas sudah membuat jari saya kaku, nafas sesak, paru-paru dan diafragma seperti menyempit. Susi dan Endang mungkin sempat berpikiran untuk Berhenti dan menunggu dibawah dengan konsekwensi melewatkan sunrise. Tapi alhamdulilah semakin keatas tubuh semakin bisa beradaptasi dengan kondisi dieng yang kering, agak berdebu, tapi dinginya minta ampun.

Singkat cerita saya dan rombongan berhasil sampai di puncak bukit dengan penuh perjuangan, menyaksikan keindahan panorama pegunungan, terbitnya matahari dan merasakan hangatnya jilatan cahaya matahari Subhanallah. Menyaksikan hanya beberapa menit kemunculan matahari dari ujung horizon diatas gunung ungaran itu menjadi moment yang sangat berharga, dari keri ke kanan berjejer cincin api, ada gunung merbabu, merapi dan sindoro. Ini ada videonya.
Ternyata Banyak sekali cara untuk menikmati Sunrise, ada yang menggigil kedinginan, duduk-duduk saja, dipojokan ada pasangan yang berpelukan mesrah (mak jlebb), ada yang mengambil video, foto ceprat cepret dengan berbagai pose dan gaya. Lain lagi cara yang dilakukan Jeng Intan, seperti menyeduh Hangatnya P*pMie, dia sungguh menikmati hangatnya tiap tetes kuah yang menetes dilidah, merasakan tiap gigitan kenyalnya mie yang mungkin masih mentah sambil meniup-niup isi wadahnya. Sumpah saya gak pengen walau baunya sungguh menggoda. Foto terlampir.

Pendakian belumlah berakhir cuy, kita masih berada di bukit yang kedua, bukit yang utama belum kita jelajahi, konon menurut Mas Guide lebih keren, kita bakalan serasa diatas awan dan bisa menaikinya.




Matahari nampak mulai meninggi di ujung timur, dan peristiwa Silver sunrise pun terjadi, cari pucuk bukit utama sikunir ini semua sudut terlihat jelas, Gunung Slamet yang tertinggi di jawa tengah juga terlihat setelah tadi tertutup di bukit kedua. Dibawah kaki kita yang terlihat hanya hampran awan putih, semua daratan tertutup gumpalan awan seperti yogurt. That was the best moment in Dieng Plateau

TELAGA CEBONG
Disini ditempat kita parkir mobil, tempat kita START pendakian ternyata terdapat telaga yang eksotik dengan suguhan  langit biru yang menyala kemudian terpantul dari permukaan telaga seperti cermin raksasa. Dengan bermodal kamera OLYMPUS pinjaman Intan, saya maksimalkan kamera sekalian belajar memotret. eniweyy saya ini termasuk newbie untuk kamera bermoncong besar. *elus elus kamera hape 2 mega pecel*


CANDI ARJUNA
di kompleks candi ini saya melihat ada 3 bangunan candi yang masih utuh, saat itu pengunjungnya membludak karena masih libur lebaran dan hari minggu pula. Sebenarnya Siang itu cuaca bersahabat sekali, Candi yang berlatar belakang gunung dan langit yang membiru sangat sayang untuk dilewatkan, tetapi alangkah malang nasib si OLYMPUS batrenya sekarat, akhirnya saya gagal mengabadikannya, lagipula untuk ambil gambar disuasana seperti ini sangat susah karena harus berebut dengan pengujung lainnya.
Susi - Model cantik dari kota gede
KAWAH SIKIDANG
Kawah sikidang dan candi arjuna itu masih satu komplek, cukup dengan 10 ribu dan menunjukan tiket dari candi arjuna sudah bisa menikmati objek kedua ini. "SIAPA YANG KENTUT!!!" mungkin kalimat itu tidak akan pernah terlontar selama di area kawah, karena bau menyengat belerang yang mirip kentut ini tersebar merata di udara. Jadi silahkan kentut sepuasnya disini. *dududududu ngemil tempe kemul 1 lusin*. Kawah ini ternyata masih ABG dan labil, karena letaknya yang tidak pakem hehehe. menurut pak Guide dinamakan "Kawah sikidang" karena letaknya yang melompat lomat seperti kidang, whatever lah!!.
kawah sikidang yang labil
TELAGA WARNA
Ditelaga warna ini lah Baterai OLYMPUS saya bunuh, sekalian dihabiskan sampai empty dan hanya mendapatkan sedikit gambar, dan semuanya dibawa pulang sama jeng Intan. TAN!! MANA FOTOKU!!! *nagih foto*.

Gak tau kenapa telaga ini bisa berwarna warni, ada putih, hijau, biru dan kuning. Warna biru ini berasal dari pantulan langit yang biru, kalau hijau itu dari ganggang yang hidup didasar telaga, Tapi ada satu yang saya yakini, bahwa warna kuning itu bukan berasal dari air pipis saya!!, sumpah saya gak pipis disana. menurut pak Guide terbentuknya warna karena ada campuran belerang, air tawar dan ganggang yang hidup didasar telaga.


dari depan, telaga warna - telaga pengilon - gunung slamet
KAWAH SILERI
kawah sileri ini sebenarnya bagus buat obyek foto, ada ilalang dan rerumputan yang agak menguning dan uap kawah yang membumbung, tetapi apalah daya saya sudah capek dan lapar, ditambah lagi bau busuk orang yang kentut sembarangan *asal nuduh*. Tanpa ada niat untuk turun akhirnya kita hanya dipinggir jalan melihat kawah dari jauh dan menjejali perut dengan tempe kemul, tahu dan pisang goreng (lagi).

TELAGA MENJER
Akhirnya kita mampir ke kawasan produksi "carica" oleh-oleh khas dieng, karena yang punya rumah tidakada maka kita sekalian berpamitan dengan pak Meno guide kita yang sudah sabar dan tabah menemani wisatawan rewel seperti kita.
Ditelaga ini saya sudah capek dan tidur dimobil, turun mobil dengan mengucek-ucek mata dan berharap ada yang seger-seger. Tetapi untuk nyemplung berenang di telaga ini resikonya gede, bisa bisa terseret sampe wonosobo, karena juga difungsikan sebagai bendungan, yang kemudian jadi pembangkit listrik *urungkan niat berenang*.

WISATA KULINER DIENG
Jauh-jauh kedinginan ke Dieng kok makannya sama aja "nasi goreng" HAH MAKANAN APA INIH!!.Jalan-jalan itu belum lengkap kalau belum nyobain kuliner khas daerahnya, hatapii memang waktunya yang mepet, dan belum banyak warung yang buka, jadi gak bisa banyak nyobain makanan khasnya.  Saya ngidam Mie Ongklok di wonosobo, tapi juga gak jadi nyobain karena keburu pulang jogja, sego megono itu pernah nyobain di secang, dan saya membawa pulang oleh-oleh khas dieng, yaitu carica satu dus (entek neng ndalan).

Okey, terimakasih buat teman-teman semuanya, Intan yang sukses menjadi korlap dan makasih juga foto-fotonya boleh saya pajang di blog, mbak susi model cantik dari kotagede, niken wanita solo dengan kecepatan 30km/jamnya, bendahara endang yang tukeran hape dan nomor rekening, dek reno, weldee dan keluarganya yang sudah kita repotkan. Dan perjalanan dengan Motor saya lanjutkan Kota gede - Jogja.

Akhirnya posting juga, setelah mangkrak di Draft hampir 2 minggu, Berikut liputan Slam tentang wisata "Dieng Plateau" secara tertulis.

Foto yang lainnya bisa dilihat di blog intan dan Album Picasa berikut :



@slamsr

You Might Also Like

14 komentar

  1. kerennyaaaaaaaa slaaaaaaaaaaaammmmmmmm *mupeeeeeeng*.......
    kpn yaaaaa eike bsa k gunung -___-

    eh slams ngebolang k JABAR donks :D :D

    ReplyDelete
  2. Wah, manteb Slam....
    rak ngajax ngajax iq...

    ReplyDelete
  3. Muantap.
    Lebih enak kalau sejak malam sudah kemping saja langsung di bukit sikunirnya. Bangun tidur langsung motret2. tidak perlu bangun subuh, terus mendaki dulu.
    Sayang, foto-fotonya kurang maksimal yah.

    ReplyDelete
  4. Btw busway...aq itu gak tukaran hape ama dirimu. Eman2 hapeku...(edisi sombong)..kwkwkwk piss.

    ReplyDelete
  5. @lawni : iya, ke dieng
    @ca ya ; jak bar ya? hmmm mungkin kalo skripsi udah kelar hehehe
    @khonsa : iya ya, kok rak kepikiran ngejak dirimu, mepet keknya
    @suke : mas suke sibuk open house mungkin
    @heruls : pengennya gitu, tp ini banyak ceweknya, lebih ke wisatanya, dan soal foto itu foto hasil kamera hape 2mega pixel
    @endang : hehehee iya ya, (sawut hapene endang)

    ReplyDelete
  6. Jadi teringat masa lalu waktu kerja di dieng, makasih telah membuka memori lama

    ReplyDelete
  7. Eh.. aku pernah ke Dieng sewaktu umurku 5 tahun, tapi aku nggak tau kalo Dieng itu dingin banget. Mungkin pas sampek di sana tengah hari, jadi hawanya angot yak? Ngomong-ngomong, foto di Dieng Plateau yang latar belakangnya awan-awan itu bagus banget..*acung jempol*

    Slamet masih skripsi tho? Ta' kira dah lulus S1 lhoo..

    ReplyDelete
  8. bukan jakbar tp jabar==jawa barat :D :D
    di jakarta mah adanya gedung doank hahaha...
    ayoo maen k Bogor,,,nengokin kebon raya wuahahahahahha.....klo suka naek gunung,ada gunung salak ama gn.pangrango cmiw haha

    ReplyDelete
  9. @agus supria: sama sama, yg penting buka luka lama ya
    @vicky : masih skripsi.. bentar lagi selesai (hope)
    @ca ya : jawa barat ya? sudah masuk agendaku kok, tenang ajaaa, siapkan diri

    ReplyDelete
  10. Dulu sekitar tahun 2009, waktu saya dan teman2 saya survey untuk keperluan kuliah di Temanggung, kami nekad pergi ke Dieng. :)
    Dan memang benar, indah sekali di sana, juga yang paling saya suka, udaranya! :D :D
    Terus dulu waktu kami baru pertama kali datang ke sana, kami disambut oleh kabut. Rasanya... sungguh gak bisa didapat di Bandung. ^__^

    ReplyDelete
  11. ini salh satu tempat tinggal tmn sekantor saya mendengar dia bercerita ternyata WOW benerean BAguss bgt tmpatnya

    ini agenda wajib dikunjungi lebih baik kesni dari pada ke Lombok ya...

    ReplyDelete
  12. mas ini bener2 keren nanti klo honermoon wajib kesana lah dari pada ke Lombok.....

    ReplyDelete

Followers