Anak Semir Sepatu - Masjid Baiturahman

Monday, February 27, 2012

Kemarin Jumat saya kopdar JAMU bersama para tukang loenpia di Pujasera Simpang Lima. Untuk menghemat waktu, saya langsung ke TKP sepulang kerja, eh ternyata saya datang 90 menit terlalu awal dari jadwal meetup pukul 19:00. Perjalanan Ungaran - Simpang Lima lumayan bikin kerongkongan dan gigi saya kering, jadi mampirlah saya ke kucingan depan Masjid Baiturahman sekedar mendinginkan pantat dan membasahi gigi.

Anak Semir Masjid Baiturahman - Menggosok sepatu
Langit mulai gelap dan suara Adzan Magrib berkumandang, Muadzin memberi tanda bagi para muslim untuk menunaikan sholat. Saya tinggalkan teh hangat dan gorengan super renyah untuk melangkah ke Masjid Baiturahman (tumben nih saya waras). Setibanya di tangga masjid saya langsung dihadang 2 anak kecil yang menawarkan semir sepatu "mas semir mas, buat biaya sekolah mas, seikhlasnya saja".

"gak usah dek, makasih" saya menolak, namun 2 anak itu terus menawarkan semir sampai saya duduk ditangga  dekat pintu tempat wudhu dan melepas sepatu. Akhirnya 2 anak itu menyerah dan balik kanan begegas mencari orang lain yang memakai sepatu pantofel untuk ditawari semir, lagi lagi dengan alasan buat biaya sekolah.

"ahh akhirnya lega juga" hela saya bersandar di tiang tangga. Kemudian datanglah bapak-bapak berumur 40 tahunan membawa 2 tonggat penyagga kaki yang ditempelkan diketiak sambil berjalan rada pincang. Astagfirulloh saya kira bapak tadi meminta saya untuk geser karena menghalangi jalan ke tempat wudhu, tetapi dia malah menadahkan tangan dan memperjelas suaranya "sedekah mas, sedekah".

Saya merasa kasihan kemudian mencari uang seadanya di kantong celana.  Saya berikan uang 1000 rupiah kembalian dari warung kucingan tadi. Kemudian Bapak itu hanya berlalu dan berjalan dengan kaki pincang meminta sedekah lagi dari para dermawan disepanjang lantai bawah Masjid Baiturahman.

Seketika teringat dengan almarhum bapak, Dulu saat bapak kena strok dan susah berjalan saya membuatkannya tongkat, tetapi baru dipakai 1 minggu sudah patah karena bahan dari kayu sengon ternyata gampang rapuh, dan akhirnya beli dari bahan alumunium.

Kembali pada 2 anak yang menawarkan semir sepatu tadi, ternyata masih ada 4 anak lain yang juga menawarkan semir sambil menjaga sepatu dipojok dan ditangga. 1 anak menjaga sepatu, 2 anak sibuk menggosok sepatu dengan semir merk cina, dan 1 lagi masih kecil cuma lari-larian menggangu abangnya menata sepatu dan sandal. Wow ternyata sudah ada belasan pasang yang sedang disemir, dan beberapa sepatu dinomori untuk dijaga biar tidak tertukar.

Sejenak perasaan ini mencampuri kerja neuron di otak, membandingkan kalau anak-anak kecil yang menawarkan jasa semir dan menjaga sepatu ini lebih patut disedekahi daripada bapak yang berjalan pincang memakai penyangga tadi, dia hanya meminta tanpa menawarkan jasa. Apalagi setelah saya pergokibapak itu bisa berjalan biasa tanpa penyangga sambil mengantongi uang sedekah sesampainya diujung masjid. Wow Mukjizat.

Sebenarnya di Masjid Baiturahman sudah ada fasilitas penitipan barang, tapi kali ini saya menitipkan sepatu ke anak-anak ini setelah bertanya sekolah dimana dan kelas berapa "Aku sekolah nang SMP 25 mas, sing kae jik kelas 2 SD", jadi gak tega cuma ngasi 1000 rupiah.

Buat yang mau nitip atau nyemir sepatu bisa dipercayakan kepada anak-anak ini kok. Anaknya telaten, bahkan saat ada orang yang bingung kehilangan sandalnya, anak- anak semir Masjid Baiturahman ini ikut muter mencarikan walaupun bukan tanggung jawabnya.

You Might Also Like

12 komentar

  1. ngek i ne soekarno hatta to slam,
    ojo mung pattimura... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. soekarno hatta gak kepilih jadi presiden mas, takut sama goloknya patimura

      Delete
  2. nice artikel nih slam... kuliah mu ganti jurusan sosiologi aja slam... tambah yahud tuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiennn.
      besok hen, kalo ada rejeki dan udah lulus yang ini...
      *sms dosbing*

      Delete
  3. Wah,,mukjizat bgt abis dikasi duid 1000 lgsg bisa jln tanpa tongkat :)

    ak juga sering dlu ktmu anak2 yg nyemir spokat di mesjid kampus,,klo ak emg lebih sreg ngasi ke anak2 kecil itu,aplg klo emg anak2 menawarkan jasa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku pernah, eh sering menolak disemir...
      yang pertama karena belum tau gimana kerja yg nyemir
      kedua sepatuku masih kinclong hehe #ehem

      Delete
  4. halo mas. kumpulan tulisan di blog mu. bisa jadi sebuah buku lho. ada niat nulisbuku ?

    ReplyDelete
  5. haloo :D
    eh eh gimana klo kita tukeran buku,,mw gak??? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. waha bukuku udah habis aku bagikan buat hadiah pelatihan blog...
      nanti kalo udah keluar cetakan baru lagi

      Delete
  6. wah perlu dilanjutkan mas , cerita tentang Bapak (pura2) pincang ...he...

    ReplyDelete

Followers