Kutukan Goa Rong Tuntang
Thursday, April 02, 2015Goa Rong View. Iya, pipi saya tambah gemuk, ketularan dari istri |
"mas, habis baca tulisanmu aku langsung penasaran, terus ngajak temen-temen dolan ke Goa Rong" ada pembaca blog bilang begitu. rasanya itu seperti dikasi buah durian montong tanpa pongge, dagingnya tebel manis rada pahit dan yang penting adalah PRICELESS!. iya gratis. nom nom nom.
Ceritanya saya pulang mudik dari boyolali pada hari minggu sekitar jam 4 sore, cuacanya mendung dan semilir dingin. saya perkirakan cuaca di Ungaran hujan. "ah, jalan jalanke goa rong yuk bun? sambil mimik coklat panas dan ngemil pisang goreng menikmati sore?" rayuan maut saya ke istri. "yuk" rayuan saya berbalas gurih. ini sungguh ajaib, tumben banget. biasanya paling anti ke tempat beginian, karena biasanya ngajak gentayangan di moll. alhamdulilah istri saya mendapat hidayah (batin saya).
saya belok kanan sebelum jembatan tuntang, tepat di pertigaan itu ada baliho besar mirip iklan pemilu bertuliskan "Goa Rong Rawa Pening View". cuma 10 menit dari jalan raya saya sudah sampai di pucuk, tentunya setelah bayar karcis masuk dan parkir. Di jalan tadi, saya melewati Stasiun Kereta Api Tuntang yang sore itu lampunya sudah dinyalakan.
Ada yang lihat hujan ada di mana? |
Wusss... wussss... wusss! anginnya dingin kecang banget menghempas tirai pelindung, sudah seperti bendera saja, mobat mabit kesana kemari. sepertinya berada di pinggir gazebo sore itu bukanlah pilihan yang bijak, kalau tetap bertahan di sana, bisa bisa pulang kerokan dan harus sakau tolak angin. Jaket berbahan parasit hadiah dari seminar jamsostek pun dapat ditembus dinginnya udara Goa Rong.
di gazebo utama diisi oleh 4 meja saja, sekitar 15 orang, maklum lah, karena sudah sore juga. Namun masih banyak anak muda foto bergerombol di halaman dengan latar belakang rawa pening, walau rada maksa karena cuacanya gak bagus. Nah, di sini saya bertemu dengan Nisa Lucky, kenalan dari semarang. dia bilang nyasar ke sini gara-gara tulisanku sebelumnya di sini.
Goa Rong, Pemandangan Rawa Pening |
Kami pindah ke gazebo belakang dekat dengan cafetaria yang lebih aman dari terpaan angin. Coklat panas dan Pisang goreng keju akhirnya tersaji di meja setelah menunggu hampir 20 menit. Hmmm saya cium dan rasakan aroma coklat panas ini mirip dengan coklat Milo, bedanya cuma lebih mahal 4 kali lipatnya. semoga hidung dan lidah saya saja yang lagi gak beres. Tidak apalah, lumayan sebagai pengusir hawa dingin.
Gerimis turun juga. kami akhirnya memutuskan untuk pulang supaya tidak kehujanan di jalan, lagi pula hari sudah mulai gelap. kami turun berhati hati sambil menikmati pohon perdu hijau yang rimbun di sepanjang jalan. Lain kali, bila ke Goa Rong lagi, sepertinya saya harus diruwat terlebih dahulu, supaya kutukan mendung menggelayut luruh, dapat cuaca yang cerah dan bisa maksimal menikmati pemadangannya. Selamat Long Weekend gaes.
8 komentar
Di ruwat mandi kembang 7 rupa dari 7 sumber mata air biar ngak mendung mulu hehehe atau lempar kancut aje :-)
ReplyDeletekayanya yang paling gampang itu lempar kancut aje.
Deletepinjem om
pemandanganna keceeee....ayo dong jjs hello...
ReplyDeletehehe pernah aku ajak kesini lho... sebelum posting sama sesudah posting...
Deleterame rame hayuk... sambil lesehan
Kemarin habis dari sana mas, untungnya pas cerah, jadi enak banget buat ngadem.
ReplyDeleteWah pas cerah, pengen lihat fotonya dong yg paling keren
DeleteAku kesana dong bulan lalu setelah.....22 tahun dan ternyata tambah bagus dan terawat
ReplyDeletewaah 22 tahun. ada foto jaman dulu gak mas? share dong
Delete