Pemandangan di Puncak Ngipik, Bikin Penasaran Orang Jogja

Wednesday, January 10, 2018

sunrise-puncak-ngipik-lerep
Sunrise Puncak Ngipik - Lerep
"Penasaran"

Penasaran adalah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan saya ketika pagi buta mencoba mencari jalan menuju Puncak Ngipik, Desa Wisata Lerep. Sudah lama saya mendengar nama tersebut, namun baru kali ini ada kesempatan untuk sampai puncaknya.

Saya tidak berekspektasi terlalu tinggi, sekadar ingin tahu saja. Pernah ada rumor kalau akses ke lokasi ditutup oleh masyarakat dan pihak perkebunan karena ada kejadian penyalahgunaan tempat. Namun, akhir-akhir ini dikabarkan sudah dibuka lagi semenjak ada sosialisasi Desa Wisata Lerep.

"Bisa masuk di jalan setapak paving, tapi mobil tidak bisa masuk" Ujar Mas Moko, tempat saya menginap malam itu. Homestay nomor 15 Desa Wisata Lerep.


Sempat ditawarkan untuk diantarkan ke lokasi, tapi saya lebih memilih mencari jalan sendiri sesuai ancer-acer yang digambar semalam. Sungkan, nanti malah merepotkan. Saya duet bersama Mas Tony dari Jogja yang kebetulan penasaran juga. "Wis tekan kene, rugi kalau gak naik" katanya di whatsapp tadi malam, sembari menyantap 2 porsi nasi goreng.

embung-sebligo-lerep

EMBUNG SEBLIGO

Di Jalan setapak menuju puncak ngipik yang setapak dan lumayan licin karena habis hujan semalam, kami mampir di Embung Sebligo, yaitu sebuah cekungan air seperti waduk namun dalam bentuk mini yang digunakan untuk menampung suplai air hujan. Fungsi lainnya adalah untuk meningkatkan kualitas air serta untuk mencegah banjir.

Ketika saya berkunjung kemarin, selepas sholat subuh, rumput masih basah berembun, matahari pun belum nampak, terlihat banyak sekali ikan emas di kolam. Terdapat juga gazebo di kanan dan kiri yang bisa digunakan untuk lesehan. Ketika hari libur, katanya ada perahu karet untuk wisata, sayangnya tidak ada orang yang bisa digali infonya lebih dalam. Maka saya lanjutkan untuk teguh sampai di puncak Ngipik.

pemandangan-malam-ngipik-lerep
Pemandangan Malam Puncak Ngipik - Lerep
Photo by @kulkasgendong 

PERJALANAN MENUJU PUNCAK NGIPIK

Mau menikmati sunrise, tapi sudah telat. Mau menikmati pemandangan, tapi kok langit mendung kelabu. "Naik atau tidak ya? naik atau tidak ya?" pertanyaan kepada diri sendiri. "Ah Sudah sampai sini, merugilah saya kalau balik kanan." Ternyata isi pikiran kami sama.

"Anda Berada di Kasawan Perkebunan. Bukan Jalan Umum"

Ada papan pengumuman warna kuning yang menerangkan bahwa jalan ini adalah milik perkebunan dan bukan untuk umum. Karena saya warga, sudah ada yang memiliki dan bukan lagi milik umum, maka saya terabas. Boleh dong, mumpung sepi! (alibi)

Dari Embung Sebligo menuju puncak Ngipik hanya butuh waktu 7 menit dengan naik motor. Medannya sudah halus diaspal, berliku khas dataran tinggi dan cukup menanjak di  1/4 akhir ke puncak.

Pemandangan selama perjalanan yang hijau rimbun kebun kopi membuat hati adem, ditambah lagi dengan wewangian khas bunga kopi dan cengkeh membuat bulu hidung  menari-nari. Akhir dari perjalanan ke puncak ngipik ditandai dengan adanya warung dan tower pemancar. Kata teman saya, jika naik lagi akan ada pemandiannya. Namun karena kurangnya petunjuk, maka tidak jadi diteruskan. Dan kami pun turun setelah beberapa menit menikmati suasana.

MOTOR MATIC, AWAS REM BLONG!

"Mak seng." Bau kampas rem terbakar menusuk hidung. Hampir saja nyungsep ke kebon kopi jika tidak ditahan dengan kaki.

Jika kamu ke Ngipik mengendarai motor, awas rem blong ketika turun. Karena matic tidak ada gigi rendah seperti motor biasa, jadi untuk menahan laju motor di jalan yang menurun tajam sangat mengandalkan rem. Tapi awas, jangan rem terlalu sering dan terlalu lama. Jika sampai kepanasan dan overheat, rem akan kehilangan fungsinya, alias blong.

rem-blong-ngipik-lerep



Untuk mengatasi atau mengantisipasi rem blong, ada baiknya tetap jalan perlahan dengan memainkan rem, tetap menarik gas namun sedikit saja. Awas, jangan mengosongkan gas, karena motor malah akan susah dikendalikan. Jika kamu punya hobi downhill, bisa dilatih di sini, tetapi jika tidak, tetap jalan perlahan. Siapkan juga satu botol air bila sampai kejadian overheat dan blong. Siramkan air ke rem.

"NYOSSSS...." kabut asap muncul  menyumbul dari rem cakram dan kampasnya yang diguyur air. Bau gosong kampas rem berganti menjadi bau gula karamel aroma jambu. Saya harus merelakan sekaleng larutan penyegar cap badak rasa jambu untuk mendinginkan rem. Selain untuk panas dalam, ternyata juga berkhasiat menurunkan panas rem cakram. Awas, ini bukan pesan sponsor.

Overallseandainya saya datang lebih pagi dan langit cerah, Pemandangan di Puncak Ngipik pasti akan lebih bagus dan syahdu. Jika ingin ngecamp, ada banyak tempat lapang untuk mendirikan tenda sembari menikmati kerlap-kerlip lampu kota Ungaran. Jika sedang wisata terpadu di Desa Wisata Lerep, mungkin Puncak Ngipik bisa dimasukan ke dalam agenda acaranya.


@slamsr
20180110




You Might Also Like

21 komentar

  1. wih foto nya pakai kain apa sih mas slamet.

    ReplyDelete
  2. Wah gak ngejak2... Hehehe
    Bisa dicoba Mas, jalanne harus melanggar gitu Mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Egak kok, jalannya sekarang sudah dibuka. Kebetulan gak lewat jalan yang bisa dilewati mobil

      Delete
    2. Kemren nyoba sudah sampai embung (sayang yang buat foto berbentuk hati sudah rusak), gak tahu kelanjutan jalannya, cuman sampai desa indrokilo.

      Delete
    3. Kalau sudah sampai di embung sebligo, tinggal naik aja terus melewati kebun kopi.
      kalau sampai desa indrokilo, kayanya kebablasan. Mungkin juga ada jalan, tapi aku kuran tahu kalau dari situ

      Delete
    4. Berarti jalan yang kecil, pavingan itu ya?

      Delete
  3. Replies
    1. Kebetulan tlisiban. Aku berangkat, Deta wis balik. Tapi, masih dalam satu acara

      Delete
  4. Sunrise karo pemandangan malam hari ne apik byianget yo...
    Kuwi duduk berdua dengan seseorang sambil menatap hamparan lampu pasti jadi romangtis to the max...anak e titip mbah e...hahahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. bagus nget.
      catatan: kalau cuaca cerah, tidak berawan, tidak mendung, dan tidak hujan...

      Delete
  5. Belum pernah kesini...mas. Mbok kapan2 aku dijak to mas Slam :p
    Biar bisa liat keindahan Ngipik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau ke sini kayanya harus ngecamp mba, supaya bisa benar benar menikmati pemandangan. dan yang paling penting, jangan di musim hujan

      Delete
  6. Ku selalu terpesona dengan keindahan lautan cahaya lampu kota dari ketinggian. Padahal ya cuma gitu-gitu aja, tapi kok ngelihatnya seneng ya.

    ReplyDelete
  7. sudah lama denger bukit ini, tapi sama, belum kesampaian kesana...hahahha

    ReplyDelete
    Replies
    1. puncaknya kelihatan dari jalan raya Ungaran.
      Puncaknya ada rumah putih dan tower...

      Delete
  8. wah...pemandangan malemnya kalau di bandung kayak di Bukit Moko atau Puncak Bintang,,
    .
    ilmu baru nih soal rem motor matic hihihi krn kebiasaan sya klo di turunan pke matic tak rem terooosss wkkwkwkkkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. IYa, jangan direm terus. Nanti overheat dan tidak fungsi pengeremannya

      Delete
  9. ngipik saiki pie kabare mas?? masih ditutup buat umum? kalo mau masuk masih kudu lewat perkampungan nyatyono??

    yg lewat atas siwarak persis masih ditutup??

    wes 10 tahun ora balik omah, sesok lebaran meh dolan ngipik, ngajak anak bojo guleh udara bersih,

    ReplyDelete
    Replies
    1. sudah dibuka lagi,
      kalau siwarak ditutup, bisa lewat desa lerep.

      Delete

Followers