Sunrise Gunung Kendil dan Para Pencintanya

Wednesday, October 25, 2017

sunrise-puncak-gunung-kendil

"Masnya dari mana?"

"Saya dari Jakarta"

"Wah jauh jauh dari Jakarta cuma buat ke Gunung Kendil?"

"Iya bro, mumpung libur panjang"

Matahari sudah tenggelam ketika kami sampai di Puncak Gunung Kendil - Banyubiru - Kabupaten Semarang. Sisa-sisa hujan tadi sore yang tertinggal di rumput, alang-alang dan tanah sukses membuat celana, jaket dan sepatu kami basah. Maka sebelum benar benar gelap dan sebelum hujan susulan datang, kami lekas mencari tempat yang aman untuk mendirikan tenda, tepat di bawah puncak Gunung Kendil.

Baca cerita sebelumnya: Mengejar Senja di Gunung Kendil

"Sini mas" Suara laki-laki.

Dalam gelap terdengar suara memanggil dari balik semak yang lebat, kemudian muncul sorot terang dari lampu hape yang mendekat dari pepohonan pinus. Eladalah… Kami kira hanya kamilah yang pindah tempat tidur di Kendil malam ini. Ternyata sudah ada sepasang pendaki yang mengkapling tenda mendahului kami.

Obrolan pada Pencinta gunung
Sebelumnya saya mengira sudah lama tidak ada mendaki Gunung Kendil. Kenapa? Selain musim hujan, juga karena rumput dan alang-alang dari jalur Dusun Gesing menuju puncak Kendil masih tumbuh tinggi melebihi lutut, rapi, tidak ada koyakan, dan tidak ada jejak kaki yang membekas di tanah. Oh... pantas saja tidak ada jejak, pendaki dari Jakarta tadi lewat jalur yang berbeda, dari Dusun Gojati.

Saya sudah berkenalan, tapi lupa namanya. Ibaratnya seperti tulisan di bak truk "eling rasane, lali rupane, lali jenenge." betul gak sih?

"Tau Gunung Kendil ini dari mana mas?" Tanya saya sembari mendirikan tenda.

"Searching searching di google" Pakai logat Jakarte.

"Oh... dari google" dalam batin saya "kalau dari google, salah satu tersangka penyumbang artikel dan foto lagi ngecamp di sini nih" lirik Dhave.

Sebegitu darurat piknik kah orang kota sampai rela jauh-jauh dari Jakarta ke Gunung Kendil untuk ngecamp? Tidak heran sih, banyak gunung-gunung dan dataran tinggi yang menarik untuk dijelajahi di Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Semarang ini. Masih ada Gunung Merbabu, Andong, Telomoyo, Ungaran, Merapi, Sindoro, Sumbing yang melambai lambai dari kejauhan.

“Merbabu sudah, Andong sudah, itu bukit kecil di bawah namanya apa?” Orang Jakarta tadi penasaran dengan gunung pendek di seberang timur.

“Itu Kendalisodo, Mas” Dhave menjelaskan.

“Lumayan tuh, libur besok kita ke sana, ya beb?” Kalimat itu ditujukan kepada pasangannya yang ada di dalam tenda

“Telomoyo dan Kendil ini adalah retakan dari Merbabu… Gunung Gajah itu juga” Imbuh Dhave.

Dan bla…bla…bla… Dhave, juru kunci gunung merbabu dari Getasan ini cerita asal usul pegunungan yang ada di sekitar. Mencari informasi soal dunia pergunungan tidak perlu searching di google kalau ada Dhave. Dia sudah khatam naik turun gunung, mulai dari ujung timur sampai ujung barat nusantara. Percakapan soal gunung ini menghangatkan suasana yang dingin dan berkabut.



Tak terasa malam makin larut. Ular di perut tidak lagi mendesis setelah menyantap masakan Maya. Acara ngeteh dan masak memasak di trangia pun sudah menghabiskan sebotol spiritus. Saatnya beristirahat dan menghangatkan tubuh di dalam tenda untuk menyongsong mentari esok pagi.

Saya dan Dhave tidur berdua di dalam tenda, sedangkan Maya (kekasihnya Dhave) dan Arwien tidur bergelantungan di hammock di samping tenda. Eh tunggu, sepertinya ada yang salah dengan formasi lokasi tidur deh. Semoga malam itu tidak ada yang cemburu dan cemberut karena pacarnya saya rebut.

puncak-gunung-kendil

Esok harinya, mentari bersinar begitu hangat dan langit cerah. Gunung Merbabu dan Telomoyo berjajar di selatan. Gunung Gajah, Gunung Kelir, Sindoro Sumbing ada di barat, Gunung Ungaran nampak di tenggara dan Rawa pening berada di sisi timur. Saya seperti di tengah tengah dan diklilingi oleh pegunungan jika berada di puncak Gunung Kendil ini. Kelak saya akan kangen dengan suasana seperti ini.



"Lain kali kita ngecamp di gunung itu, sepertinya lumayan" Percakapan pasangan pendaki dari Jakarta sebelum turun gunung. Gunung pendek ataupun tinggi, ramai atau sepi, memiliki keunikan dan pencintanya masing-masing. Sejauh dan sesusah apapun, kalau sudah cinta kita bisa apa?

Jadi, sudah siapkah mampir ke Semarang untuk ngecamp di Gunung Kendil, melihat langit malam di Merbabu, ngeteh di Ungaran, menyongsong fajar di Andong dan lainnya? persiapkan mulai dari sekarang. Kalau masih bingung cari di mana  bisa mendapatkan tiket pesawat promo, kamu bisa langsung cari-cari saja di blibli.com travel. Di sana tersedia bermacam tiket pesawat promo dari semua maskapai resmi.

You Might Also Like

6 komentar

  1. Memburu sunrise memang penuh perjuangan dan selalu menghasilkan cerita. Saya sendiri sudah lama gak nanjak gunung hiks. Saya suka foto yang ada flarenya itu. Betewe mereka jadi putus gak gara-gara pacarnya dikelonin sampean #eh

    ReplyDelete
    Replies
    1. lebih perjuangan lagi ketika memburu sunset, sebelum sampai di puncak kendil. sampai ada adegan ndredeg.
      Alahamduliah makin lengket

      Delete
  2. Duh pengen camping lagi nih. Bawa bayi seru enggak ya? Asyiknya ajak Mas Dhave dan Maya juga, biar mereka yang bikin tenda dan masak, mamak jadi leha-leha ahahahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. langsung seret aja mereka, mba. Maya rajin masak kok
      bawa bayi seru, tapi mayan nanjaknya...

      Delete
  3. Hahahahaha akuh baru baca inih... Musim penghujan nih, pasti lebih licin jalannya ya mas.
    Harus banget kesini lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. maya telat....
      wah sudah diagendakan nih kayanya.
      nanti kalau ngecamp, mau tidur di hammock lagi atau di dalam tenda?

      Delete

Followers