Pengalaman Tersesat di Gunung Ungaran

Monday, November 07, 2016

Tersesat-di-Gunung-ungaran

"Jurangnya terlalu dalam, jalan setapak pun belum ada, sepertinya terlalu berbahaya jika dipaksakan melompati jurang kemudian memanjat tebing setinggi itu" Batin saya ketika berada di pinggir jurang mengintip mencari jalan di sebuah padang kebun serai yang terbengkalai. Saya pun mulai memandang wajah-wajah kelelahan 4 orang gadis, teman kantor saya. Terlebih, salah satu dari mereka belum ada pengalaman naik gunung, pake sepatu slop, celana dan jaket jins, apa mereka kuat? Inilah Pengalaman pertama Saya tersesat di Gunung Ungaran.

8 Oktober 2016, saya bermaksud untuk mendaki ke Puncak Botak Gunung Ungaran melalui jalur timur yang biasa dilalui oleh para pelari Semarang Runners. Alasannya, karena selain jenuh sudah mendaki puncak ungaran 7 kali, juga penasaran dan tertarik oleh foto yang diupload di instagramnya @arifbinsar, Seperti foto di bawah berikut, (abaikan saja botol biru dan logo yang di pojok kanan atas ya)

Tersesat-di-Gunung-ungaran-puncak-botak

Melewati punggungan ini sepertinya asyik dan instagramable. Sebelah kanan adalah padang sabana yang tinggi alang alangnya bisa sampai pundak saya, bahkan lebih. Sedangkan di sebelah kiri adalah jurang dengan pohon-pohon besar menuju Gedong Songo. Berbekal foto-foto lokasi yang diunggah di facebook dan arahan dari @Jendisitopu tentang rute yang akan dilalui, sepertinya sudah cukup. Lets get lost

Saya tidak sendirian, ada 4 orang gadis rekan kantor yang ketularan penyakit penasaran setelah saya tunjukan foto tadi. Nofi dan Arum pernah naik gunung Ungaran via Mawar dan menyusuri Gua Jepang bersama saya, mereka paling siap karena sudah belajar dari perjalanan sebelumnya. Valent juga pernah naik gunung beberapa kali, pernah cidera angkel sampai bengkak ketika ke Merbabu. Nah, yang bernama Secha, belum ada pengalaman naik gunung sama sekali walaupun rumahnya di daerah Bandungan.

Baca juga :
~ Gua Jepang Gunung Ungaran, Serem Tapi Bikin Penasaran
~ TrailRunning Gunung Ungaran - Gedong Songo
~ Nostalgia Mendaki Gunung Ungaran 28KM

Saya memberikan pesan 1 minggu sebelum keberangkatan "pakai sepatu, celana panjang, baju lengan panjang dan jangan lupa jas hujan". Tapi Secha malah memakai celana jins, jaket jins, tas ngemoll, dan sepatu slop dari karet tanpa tali, mirip sepatu balet. "duh, anak ini! sepertinya bakal ada yang dapat teguran dari alam" saya geleng geleng kepala.

(dari kiri) Saya, Nofi, Secha, Valent, Arum, Tim Nyasar Hore
Biasanya saya tidak pernah sampai balik kanan ketika melakukan perjalanan, namun kali ini naluri saya meleset. Saya terlalu "pede" dengan jalan yang saya lalui hanya berbekal petunjuk foto-foto dari hape. Ternyata banyak percabangan yang membingungkan, percabangannya lebih banyak dari yang saya duga, ditambah lagi tidak ada petunjuk arah atau jalan yang jelas.

"Siap siap nyasar, ya!" Obrolan saya ketika sampai di hutan pinus.
"Terus kalau kesasar beneran gimana, cas?" Tanya Secha, dia yang paling berisik tanya jalan.
"Kalau kesasar ya gampang, tinggal balik kanan aja" Balas saya dengan nada sedikit bercanda, Nofi dan Arum sepertinya paling paham kebiasaan ini.
"Krik... krik.. krik" Suasana mendadak hening, sepertinya ada yang tidak setuju dengan pemikiran saya.

Bagaikan mengikuti jejak belum tentu benar dan belum pasti salah, akhirnya saya putuskan untuk adu nasib dengan mengikuti tanda panah putih dari pilox yang digambar di pohon, dan ternyata salah. Tanda panah itu bukan petunjuk dari Semarang Runners. Gembus tenan! Saya salah jalan yang ujungnya lebih mirip buka jalan ketimbang mengikuti jalan. Sampai bongkar bongkar semak, merangkak dibawah semak dan membabat tanaman berduri.

Tersesat-di-Gunung-ungaran-semak-berduri

Saya mulai sadar salah jalan ketika harus merangkak di bawah semak-semak lebat berbentuk seperti lorong yang menghalangi jalan. Tandanya sudah lama tidak ada yang melewati jalan ini, padahal teman Semarang Runners ke puncak botak  belum ada 2 minggu kemarin. Akhirnya benar-benar menemui jalan buntu di padang kebun serai yang terbengkalai. Di depan saya ada punggungan tebing yang sepertinya mustahil untuk digapai karena harus melompati jurang lebar tanpa jalur.

Usaha mencari jalan dengan menyisir jalur hutan pun berujung kebuntuan. Ke atas buntu, mentok tidak ada jalan setapak. Saya kembali ke bawah menyisir ladang serai dan alang alang juga buntu dan berujung jurang. STOP! Kita tersesat!


tersesat-di-gunung-ungaran-jurang
Padang kebun serai, kanan saya adalah jurang. Walaupun tersesat di Gunung Ungaran, sempat ambil foto?
"Gimana? lanjut nyebrang jurang gak, cas?" Tanya Secha yang sepertinya sudah lelah tapi penasaran.
"Lanjut sih bisa, paling tembusnya di Suara Merdeka kolom pencarian orang" Celetuk saya. Hih anak ini! gemes sama ni orang, nanya mulu!

Cerita pencarian jalur ke Puncak Botak pun dihentikan. Nampaknya alam pun kompak melarang kami melanjutkan pencarian hari itu dengan menghembuskan awan hitam dan menurunkan hujan seketika. Dengan lari teruburu-buru saya mencari tempat berteduh di bekas gubug yang sudah ditumbuhi rumput dan membuat bivak darurat memakai jas hujan yang disobek.

tersesat-di-gunung-ungaran-berteduh

Pukul 13:00, sudah 5 jam kami mencari jalur namun terpaksa dihentikan karena menemui jalan buntu dan dihadang hujan. Hampir 30 menit kami berteduh, alhamduilah bisa menghangatkan diri dengan menyeduh kopi dan susu jahe instan. Selama berteduh kami bertanya kepada kerang ajaib untuk lanjut atau tidak, balik ke BC Mawar lalu ke puncak ungaran atau pulang, makan mie di warung atau masak sendiri, kapan status jomblo mereka berakhir, apa gak bosen menjomblo? halah!

Akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Basecamp Mawar setelah hujan mereda. Eladhalah... baru melangkah beberapa meter hujan kembali turun, bahkan lebih deras. Kepalang basah, mending jalan daripada kedinginan.

"Tuh kan! mungkin karena ada yang pipis di sembarang tempat, ada yang buang sampah diam diam atau karena pake sepatu slop?" Tegur saya melirik cewek yang paling berisik.

tersesat-di-gunung-ungaran-hujan

Perjalanan Pulang ke BC Mawar

"Kita lewat jalan yang mana, mas?" Tanya Secha lagi.
"Kita gak jalan, kita terbang pake gantole" Duh... mak! Balas saya dalam hati...

Susah juga ya? mencari jalan pulang ditengah hutan yang banyak percabangan, ditambah hujan lebat dan kabut? Sebagai pentolan Tim Nyasar Hore dan laki-laki yang daya ingat jalan lebih dominan dari pada wanita, saya berada di depan mengawal rombongan mencari jalan pulang. Dan ternyata jalur ini membingunkan, begitu banyak percabangan yang hampir mirip. Sempat tersesat ke jalan yang salah, untungnya dari awal saya melacak jalur lewat GPS Nike+. Hasil tracking GPS Nike+ menurut saya paling akurat, kalau Endomondo sudah lama tidak saya pakai, sedangkan Spesifikasi Alcatel saya belum coba. Jadi hilanglah satu kekhawatiran tersesat mencari jalur pulang.


Setelah 2 jam perjalanan diguyur hujan di dalam hutan, akhirnya sampai juga di BC Mawar dan memesan mie rebus panas kebul kebul pake telor. Entah sudah berapa kali mereka jatuh bangun terpeleset. Tidak ada yang tertinggal selain kenangan pahitnya tersesat. Malah ada yang ikut pulang bersama kami, yaitu lintah/pacet yang mulai obesitas, kenyang menghisap darah hangat.

Jadi, ada berapa ekor lintah yang menempel? Yang jelas posisi paling depan, kedua dan yang paling banyak terjatuh adalah target yang disukai lintah. Rasa lelah pun luruh, berganti takut gara-gara lintah.

Reaksi cewek dihinggapi lintah pun berbeda beda, tugas laki-laki cuma menunjuk dan ketawa. Bhahahah... Reaksinya ada yang biasa, takut, ada juga yang takutnya lebay sampai lompat-lompat. Itulah akibatnya kalau termakan doktrin film horor.

Dari pengalaman tersesat di Gunung Ungaran, kita jadi belajar "Kita jadi tahu jalan mana yang salah, dan jalan mana yang belum tentu benar untuk ke puncak botak".

Sedangkan untuk mereka, Entah lah, saya tidak tahu apa yang sebenarnya mereka rasakan ketika tersesat di hutan, hujan, basah, kedinginan, becek ria dan lintah. Yang jelas, ketika saya tanya "kalau diajak ke Puncak Botak, masih mau", Jawabannya "Mau, tapi.... bla bla bla". Jangan kapok diajak tersesat di Gunung Ungaran yak, kita agendakan lagi.

Baca Kelanjutannya : Curahan Hati 4 Gadis Yang Tersesat di Gunung Ungaran


You Might Also Like

14 komentar

  1. Sangar, aku urung pernah munggah nggunung, eh pernah ding, telomoyo, nggo kendaraan hahhahaha...

    ReplyDelete
  2. kereenn om slam :D
    ajak-ajaklah om kalo mau kesana lagi..mungkin aja waktunya cocok..hehehe

    ReplyDelete
  3. Aku curiga kamu sengaja men-kesasarkan cewek-cewek ituh...
    wakkakaka
    *kabur* :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, modusnya kelihatan banget ya?
      Itu beneran karena gak tahu jalan

      Delete
  4. foto yang ada pocari sweetnya menurutku justru paling keren slam haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. lha sebenernya, goalnya kan itu nyin..
      sayangnya gak kesampean

      Delete
  5. weleeh...kayaknya ini modus mas slams deh, karena yang diajak jalan cewek2 cakeep jadi gak fokuuus dan nyasaaar. Haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. lha kalau yang nginthil cowok cowok lak saya malah was was, mba

      Delete
  6. Waduh... Kayaknya mas slam's niat nih buat nyasarin tuh cewek2.klo kyak gitu aku juga mau donk ikut nyasar sm cewek2... Hehehehe...😆😆😆

    ReplyDelete
  7. yang terpenting keselamatan sampean masih terjaga.

    ReplyDelete

Followers