Arti Seorang Ayah

Sunday, April 17, 2011


Semenjak saya kenal dengan Internet, email, friendster, kemudian blog pun menjadi tempat ekspresi, tempat menuliskan sejarah dan kisah, serta apapun yang terlintas dalam benak kedalam tulisan. Awal mulai menulis blog pun hanya curhatan dan kejadian disekeliling, kalo sekarang sekarang *teteuuup*.

Kemudian saya kenal dengan istilah "blogwalking" yaitu jalan-jalan ke blog sahabat dijagat maya. Tanpa sengaja menemukan Tulisan yang sangat inspiratif, tapi lupa nama blognya. Tulisannya memberikan motivasi dan merubah cara pandang saya, kata demi kata saya baca mulai dari judul sampai koma dan titik diakhir paragraf. kira kira seperti ini tulisannya :

Wanita ini adalah anak tunggal dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal di pinggiran kota Jakarta. Sejak kecil ia sering dimarahi oleh ayahnya. Di mata sang ayah, tak satupun yang dikerjakan olehnya benar. Setiap hari ia berusaha keras untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan ayahnya, namun tetap saja hanya ketidakpuasan sang ayah yang ia dapatkan.


Pada waktu ia berumur 17 tahun, tak sepatah ucapan selamat pun yang keluar dari mulut ayahnya. Hal ini membuat wanita itu semakin membenci ayahnya. Sosok ayah yang melekat dalam dirinya adalah sosok yang pemarah dan tidak memperhatikan dirinya. Akhirnya ia memberontak dan tak pernah satu hari pun ia lewati tanpa bertengkar dengan ayahnya. Beberapa hari setelah ulang tahun yang ke-17, ayah wanita itu meninggal dunia akibat penyakit kanker yang tak pernah ia ceritakan kepada siapapun kecuali pada istrinya. Walaupun merasa sedih dan kehilangan, namun di dalam diri wanita itu masih tersimpan rasa benci terhadap ayahnya.

Suatu hari ketika membantu ibunya membereskan barang-barang peninggalan almarhum, ia menemukan sebuah bingkisan yang dibungkus dengan rapi dan di atasnya tertulis "Untuk Anakku Tersayang". Dengan hati-hati diambilnya bingkisan tersebut dan mulai membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah jam tangan dan sebuah buku yang telah lama ia idam-idamkan. Di samping kedua benda itu, terdapat sebuah kartu ucapan berwarna merah muda, warna kesukaannya. Perlahan ia membuka kartu tersebut dan mulai membaca tulisan yang ada di dalamnya, yang ia kenali betul sebagai tulisan tangan ayahnya.

Ya Tuhan,
Terima kasih karena Engkau mempercayai diriku yang rendah ini untuk memperoleh karunia terbesar dalam hidupku.

Kumohon Ya Tuhan,
Jadikan buah kasih hambaMu ini, orang yang berarti bagi sesamanya dan bagiMu.

Jangan kau berikan jalan yang lurus dan luas membentang,
Berikan pula jalan yang penuh liku dan duri, agar ia dapat meresapi kehidupan dengan seutuhnya.

Sekali lagi kumohon Ya Tuhan,
Sertailah anakku dalam setiap langkah yang ia tempuh dan jadikan ia sesuai dengan kehendakMu.

Selamat ulang tahun anakku,
Doa ayah selalu menyertaimu.


Meledaklah tangis sang anak usai membaca tulisan yang terdapat dalam kartu tersebut. Ibunya menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi. Dalam pelukan ibunya, ia menceritakan semua tentang bingkisan dan tulisan yang terdapat dalam kartu ulang tahunnya. Ibu wanita itu akhirnya menceritakan bahwa ayah memang sengaja merahasiakan penyakitnya dan mendidik anaknya dengan keras agar sang anak menjadi wanita yang kuat, tegar dan tidak terlalu kehilangan sosok ayahnya ketika ajal menjemput akibat penyakit yang diderita

Wanita itu mengingatkan kita agar tidak selalu melihat apa yang kita lihat dengan kedua mata kita. Lihatlah juga segala sesuatu dengan mata hati kita. Apa yang kita lihat dengan kedua mata kita terkadang tidak sepenuhnya seperti apa yang sebenarnya terjadi. "Kasih seorang ayah, seorang ibu, saudara-saudara, orang-orang di sekitar kita, dan terutama kasih Tuhan dilimpahkan pada kita dengan berbagai cara. Sekarang tinggal bagaimana kita menerima, menyerap, mengartikan dan membalas kasih sayang itu".

Saya jadi teringat dengan teman saya yang sampai sekarang masih membenci orangtuanya. Dia curhat tentang betapa bencinya pada orangtuanya, tentu saja dari sudut pandang sang anak sebagai orang yang tersakiti. Entah bagaimana hubungan mereka sekarang, TAPI ada hal yang perlu diakui dan tidak bisa kita rubah "KARENA AYAH KITA ADA DIDUNIA".

You Might Also Like

13 komentar

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. bagus banget, kadang aku juga berfikiran seperti itu. tapi kemudian aku sadar, bahwa beliau marah karena sayang padaku :)

    ReplyDelete
  3. biasanya kita tersadar setelah kehilangan.
    tapi bagi kita yg masih punya orang tua, semoga tersadar dari sekarang, sebelum menyesal nanti.
    (untuk diriku sendiri juga sih).

    ReplyDelete
  4. "karena ada ayah, kita ada di dunia"
    setuju, maka dari itu, hormati mereka.

    ReplyDelete
  5. @ayunda : kalau saya sendiri mengalami hal seperti itu juga akan menyesal telah membenci, tapi setiap hubungan akan menjadi kompleks, dan masalah pun berbeda beda. tapi kita tetap harus tetap menghargai adanya seorang ayah

    ReplyDelete
  6. @sda : iya mba, saya juga kehilangan
    @narti : semuanya patut dihormati... sesama makhluk tuhan yang paling ******

    ReplyDelete
  7. huaaaa...ceritanya menyentuh banget mass..
    :(
    tiap orang memang kadang punya cara yang berbeda mengekpresikan rasa sayangnya..

    ReplyDelete
  8. i love my dad.
    bapaku seru, bisa sbg ayah, sahabat, kadang musuh. :D

    ReplyDelete
  9. @daeng ipul : tapi kalo rasa sayangnya gak biasa dan menimbulkan rasa kaya cerita diatas, nanti malah berabe daeng
    @danie : jadi kapan aku ketemu calon mertua dan? #eaaa

    ReplyDelete
  10. "karena ada ayah, kita ada di dunia"
    setuju, maka dari itu, hormati mereka.

    ReplyDelete
  11. berbahagia dan berbaktilah bagi mereka yang masih ditunggui ayah

    ReplyDelete
  12. Hi..aku gak komen kok cm pgn mohon ijin ngucapin salam kenal ya..salam dari blogger jogja..buat temen2 yg mbaca ini,salam kenal jg ya..salingberkunjung yuk,klo berkunjung pasti aku buatkan kopi wes,gmn..?ditunggu ya..
    http://jogjakunyaman.co.cc

    ReplyDelete
  13. @webpages : gak ada salahnya juga membenci ayah yg gak bertanggung jawab *mewakili yg harus diwakili*
    @cerita tugu : masih sayang dengan yg masih dimiliki
    @joyo : salam kenal mas

    ReplyDelete

Followers