Dia Bukan Pengemis Biasa

Tuesday, September 01, 2009



Kemarin malam slam terenyuh, hati dan jiwaku tersentuh oleh seorang nenek renta dan seorang gelandangan.

sore tadi waktu menunggu berbuka puasa ditempat biasa, yaitu tempat favorit untuk makan, ngumpul, murah meriah dan rame abis. Kita sering menyebutnya Warung Koboy atau warung kucingan. Tepat di warung kucingan alun-alun ungaran, didepan apotek Sari Sehat dan persis di sebelah kiri bank mandiri ungaran. aku duduk bersila diatas karpet merah yang agak berdebu bersama beberapa orang yang sudah siap menyantap makanan berbuka.

suara adzan magrib pun berkumandang, terdengar tak jauh dari masjid Istiqomah diseberang jalan. dan tibalah saatnya kita berbuka puasa.

aku buka soup buah yang terbungkus plastik bening, hmmmm.... baunya harum dan segar dengan sedikit es batu. kuahnya menggiurkan, percampuran antara susu putih dan sirup merah yang manis. "slutup..." terdengar suara yang sangat menyegarkan dari bibir melepaskan dahagaku setelah seharian berpuasa ramadhan. Estafet dilanjutkan dengan membuka nasi pindang seharga seribu perak dan bakwan jagung seharga enam ratus rupiah. makan satu bungkus masi kurang, kalo beli dua kekenyangan, jadi aku beli satu saja, cuma untuk membatalkan puasa.

waktu aku menyendok nasi pindang, dan memegang bakwan jagung dengan tangan kiriku, datanglah seorang nenek renta berumur sekitar 60 tahun mengenakan jarik coklat berasama seorang anak yang aku yakin adalah cucunya. hampir seluruh rambutnya beruban tidak beraturan, punggungnya bungkuk membawa tongkat dari bambu yang dia pegang dengan erat.

berucap dalam hati saat melihat nenek yang sedang berjalan kearah grobag
"ah nenek ini pasti pengemis yang meminta belas kasihan dibulan ramadhan ini!,"
aku merogoh uang koin di sebelah kanan celanaku, aku memang biasa menyiapkan uang koin bergambar bunga melati senilai lima ratus rupiah disaku kananku, dan biasa menyiapkan tiga atau empat uang 500an untuk bayar parkir.

Tanpa diduga nenek itu hanya lewat saja, dan berjalan menunju ke grobag pak kuncung (pemlik grobag) memesan 2 nasi bungkus dan 1 teh manis hangat untuk dia dan cucunya.
"wah gak jadi ngasi uang nih" ternyata nenek renta itu juga ikut berbuka puasa bersama kami
"aku kira nenek itu mengemis" sambil melihat wajahnya yang keriput
nenek itu makan dengan tergesa-gesa, hanya 5 menit saja dan meminta untuk dibungkuskan 1 nasi untuk dibawa pulang.

Kemudian nenek itu membayar dengan mengeluarkan banyak sekali ulang seratus receh dari buntelan selendangnya.
"owwhhh ternyata nenek itu memang pengemis" dalam hati
dan nenek itupun pergi menyeberang jalan, dia tidak melewati jalan penyeberangan karena lalu lintas yang tidak begitu ramai. Dengan dituntun oleh cucunya dia berjalan perlahan.

Dan hal yang tak terduga dia menghampiri seorang laki-laki kurus berjongkok diemperan toko yang sudah tutup. Kulit laki-laki itu gosong, hitam dan berminyak, rambutnya kaku memerah dan awut-awutan tak terurus seperti ijuk. Dia memakai kemeja kotor warna hitam tanpa alas kaki. Ya aku tau, Aku tau laki-laki itu, dia adalah gelandangan stress yang sudah beberapa tahun ini menghuni jalan itu, lebih kasarnya disebut orang Gila.

Nenek renta dan cucu itu menghampiri laki-laki kumuh tersebut, nenek menyapanya dan memegang tangan orang gila tersebut. Aku lihat dia bercakap-cakap sebentar, karena jaraknya agak jauh jadi aku tidak mendengar apa yang dia katakan. tapi yang terlihat sangat jelas sekali, nenek itu memberikan bungkusan nasi kucing itu kepadanya dan menangkupkan kedua tangannya seakan-akan mengatakan "ini buat kamu makan anakku". Nenek itu juga memberikan beberpa koin uang receh dari selendangnya. dan laki-laki stress itupun hanya bengong sambil menatap nenek yang rambutnya penuh uban tersebut berlalu dari hadapannya.

Aku menghentikan ayunan sendok didepan mulut dan menatap nenek tua itu berlalu menghilang dari terangnya lampu jalan.
"subhanallah.. alangkah mulianya nenek itu, padahal dia juga dalam kondisi serba kekurangan, tapi masih ingat kepada orang lain yang juga mengalami kesusahan, padahal belum tentu nenek itu mengenal orang asing tersebut, sedangkan aku yang merasa cukup, masih enggan memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan".
Marilah sahabat slam semua, mari kita berlomba-lomba beribdah, beramal dan berbuat kebajikan dibulan ramadhan ini, bulan penuh berkah dan ampunan ini. jangan biarkan bulan mulia ini berlalu tanpa hasil atau sesuatu yang bermanfaat bagi sesama makhluk ciptaan tuhan.

wassalam,,, zzzzzzzZZZZZZZZZZ ngantug coy!!

foto slam dapat dari http://mentariartgaleri.blogspot.com/

You Might Also Like

19 komentar

  1. subhanallah.... mulia banget nenek itu... mungkin bener kali yah kata orang,, orang susah itu emg lebih dermawan dibanding orang kaya,, soalnya dia jg ngerasain hal yg sama.. jd kayak senasib gitu...

    ReplyDelete
  2. eeehhh... diriku pertamaaaxxx.... hohohoho... :D

    ReplyDelete
  3. yolisssss....
    buka masi 3 jam lagi... sabar!!!!

    ReplyDelete
  4. moga nenek itu selalu sehat yah....!!sukses terus bro..

    ReplyDelete
  5. Subhanallah.. sampai merinding saya membacanya.

    ReplyDelete
  6. artikelnya sangat menyentuh...
    makasih sudah diingatkan, tapi disini tidak bisa sembarangan ngasih...

    ReplyDelete
  7. @ Yolis : mungkin juga ya, banyak beramal yuk
    @ akhtam : amiennn, sukses juga
    @ Digital life: makasi, kita selalu diingatkan
    @ narti : emang kenapa mba gak boleh?

    ReplyDelete
  8. Subhanallah...
    Saya menitikkan air mata membaca tulisan anda.
    Semoga menjadi pelajaran untuk kita semua, kisah nenek berhati mulia itu.

    ReplyDelete
  9. baru baca postingnya.

    akuu terharuuuuuu..

    srokkk.. srokkk *nyedot ingus

    mulia sekali hati nenek ituu..

    aih..

    ReplyDelete
  10. nenek yg dermawan. meskipun dia sendiri kekurangan tapi tetap mau menolong sesamanya.

    ReplyDelete
  11. terharu banget bacanya. serasa di ketok dirikuhh. berbagi di saat kita punya mungkin terasa biasa, tetapi berbagi saat kita sendiri kekurangan,itu luar biasa. salut ama si neneknya, hope aku bisa lebih baik lagi

    ReplyDelete
  12. Huhuhu, gue merinding baca'x...
    Tu nenek berhati mulia banget...
    Disaat dirinya sendiri sedang berkesusahan mencari makan, dia tetap mw berbagi kepada orang lain :)

    ReplyDelete
  13. @ tyas : itu yg gambar bukan aku lho, tapi nyomot dari orang
    All : kasih sayang, itu intinya

    ReplyDelete
  14. kadang kita akan menjumpai pengemis yang lebih mulia dari orang yang memakai dasi

    ReplyDelete
  15. akan kah kita bisa ikhlas seperti nenek tersebut...salam kenal,,,,

    ReplyDelete
  16. salut sama nenek tersebut ..
    orang berada membantu yang kurang merupakan bukan hal yang unik, bahkan memang kewajiban si orang berada tk membantu ..
    tapi kalau orang yang kurang membantu .. itu yang sangat luar biasa .. contoh yang pantas untuk dicontek ..

    Mengembalikan Jati Diri Bangsa

    ReplyDelete
  17. Subhanalloh
    mulianya hati nenek itu T__T


    http://sepatu-futsal.net

    ReplyDelete

Followers