STEKOM Kembali Berduka

Friday, August 21, 2009


Suasana Kampus STEKOM Ungaran kembali berduka, setelah kecelakaan yang yang merenggut jiwa temen satu kampusku Sutari pada bulan juli lalu karena kecelakaan dijalan raya, sekarang Kampus harus berduka kembali dengan dipanggilnya dosen favoritku Bapak Hendrix Virdyant ke sisi-NYa.

Bapak Hendrix Virdyant, dalam usianya yang masih muda, 25 tahun beliau adalah seorang dosen teladan, Rajin, Ulet, perhatian dengan anak didiknya, tidak neko-neko dan ibadahnya sangat tekun. Beliau menjadi panutanku dan rekan-rekan dalam menuntut ilmu, Cara mengajarnya hendaklah patut ditiru oleh segenap dosen yang lain. Nyaman sekali ketika beliau mengayunkan Spidol ke whiteboard dan gaya bicaranya yang santai dan berkharisma saat menerangkan materi. Beliau termasuk dosen yang disegani diantara dosen-dosen stekom majapahit, imam bonjol dan cabang yang lain, salah satu Dosen kebanggaanku dan dosen STEKOM.

Ini adalah cerita dimalam sebelum terjadinya kecelakaan :

Malam itu kira-kira pukul 18.00 pergantian jam kuliah, seperti biasa beliau melaksanakan sholat magrib berjamaah dilantai dasar. Pada malam itu memang pelajaran darinya, tapi kita cuma mendapatkan tugas untuk mengerjakan melanjutkan proyek yang sebelumnya. Malam itu memang beliau agak terlihat beda, seperti sedang suntuk banyak pikiran.

Pukul 20.00 saatnya pulang, aku pulang agak belakangan, menunggu bersama 2 temanku didepan gerbang (Restu dan Iswatin). Dari dalam kampus terlihat pak Hendrix kesetanan menggeber Motor GL Max H 3069 GL miliknya, pengen segera pulang. Di alun-alun ungaran Lampu dari arah menuju utara menyala merah dan tersisa 4 detik dipapan penunjuk waktu sebelum menyala lampu hijau. Tetapi beliau langsung menggeber gasnya kencang-kencang dan menerobos lampu merah seperti start balap moto GP (memang sih lalu-lintas malam itu agak sepi, tapi bukankah itu berbahaya).

Aku dan dua temanku bercakap sambil melihat beliau hilang dari pandangan :
Iswatin : "pak hendrix kok ugal-ugalan kaya gitu naik motornya ya?"
gw : "iya, pengen cepet-cepet pulang kali" dipinggir jalan duduk di jog motor supra fit hitam
Restu : "iya ya? kan bahaya"

Memang sih, itu bukan pertama kali kita melihat beliau kesetanan naik motor begitu, pernah melihat beberapa kali malah. Temanku naik angkot dan aku berlalu pulang dengan santai menuju rumah.

Dipagi harinya mendapatkan telepon dari temanku menanyakan (singkat aja) :
"slam katanya pak hendrix kecelakaan ya? dan meninggal?!"
"wah gak tau ik mbak, tadi malem masih lihat kok"
"tolong tanyain ya slam, khawatir nih"
"iya mba, nanti aku tanyain ma mba Tari ADM"

Akupun bertanya kepada mba tari di telepon, tapi dia juga tidak tau kabarnya. selang 30 menit aku pun dapat sms kembali dari mba tari, dia mendapat kabar dari kampus bahwa memang benar beliau meninggal dalam kecelakaan tadi malam, subuh pagi ini sudah dimakamkan diungaran".

Sore harinya sebelum magrib (hari pertama Sholat Tarawih dibulan puasa), segenap siswa stekom melayat beliau. Beliau meninggalakan seorang istri yang belum genap 1 tahun menikah, 2 adik dan seorang ayah. Suasana yang seharusnya penuh kegembiraan menjelang Puasa ramadhan dan Idul Fitri, menjadi haru biru dan duka menyelimuti rumahnya dimalam pertama puasa Ramadhan.



[Gambar diambil dari Facebook Dosen Stekom saat melayat kerumah duka]

[ Foto diambil ketika belia mengajarkan materi Jarkom, pasang kabel RJ45]

[beliau menyampaikan materi di gedung bawah]

Berikut Kronologi kecelakaan yang aku dengar dari Ayah dan beberapa Saksi :

SEMARANG Kamis, 20 Agustus 2009

Hendrix Virdyant, 25, warga Jalan Kenanga V Genuk, Ungaran Barat meninggal seketika setelah sepeda motor yang dikendaraianya menabrak mobil Kijang Inova H 9022 NS.Tubuh korban yang sempat terpental juga ditrabrak Toyota Fortuner H 111 GM.

Sejumlah saksi di lokasi kejadian mengatakan, kecelakaan maut itu terjadi sekitar pukul 20.20 persis setelah dia pulang meninggalkan kampus. Bermula saat korban yang mengendarai Honda GL Max H 3069 GL, berjalan beriringan dengan mobil Kijang Inova 9022 NS dari arah selatan. Namun sampai di Jalan Perintis Kemerdekaan, tepatnya di depan Rumah Makan Padang Takana Juo, tiba - tiba mobil Inova tersebut berbalik arah menuju selatan. Karena jarak yang cukup dekat, korban yang berada di sisi kanan tidak sempat menghentikan laju motornya. Akibatnya, motor korban langsung menabrak Inova yang dikemudikan Gui Sin Hin, 55, warga Kayumas, Semarang.

"Begitu menabrak mobil Inova, pengendara motor tersebut langsung terpental ke jalur yang berlawanan. Nah, secara bersamaan melintas mobil Toyota Fortuner dan langsung menabrak kembali tubuh korban hingga terpental," jelas 28, warga sekitar.

Korban sendiri baru berhenti setelah menabrak Yamaha Jupiter H-6690-SR yang dikendarai Dimas Saputro, 14, warga Jalan Ngesrep Timur Dalam, Banyumanik. "Kejadiannya begitu cepat dan korban sempat terpental - pental," katanya

Usai menabrak, mobil Inova tersebut langsung menuju Mapolresta Semarang untuk mengamankan diri. Sementara saat mobil Inova tersebut lari, pengemudi Toyota Fortuner, Kasmadi, 48, warga Gombel Lama, Semarang sempat mengejar. Namun, karena berbelok ke halaman Mapolresta Semarang, akhirnya kedua mobil tersebut mengamankan diri. (dit/aro)

Kita diingatkan kembali oleh Yang Maha Kuasa oleh peristiwa ini
Bahwa Segala sesuatu didunia ini tidaklah kekal.
Ada pertemuan ada perpisahan
Ada awal ada akhir
Dan semua yang hidup pasti akan mati,
Tapi kapan waktunya,hanya Tuhan yang maha tau.
Jadi hargailah setiap waktu, dan setiap pertemuan dengan orang yang kita sayangi, kita tidak tau kapan, mungkin 1 tahun lagi? 1 minggu lagi? 1 hari lagi bahkan mungkin satu jam lagi kita dipanggil.

Untuk Pak Hendrix :
Api Perjuangan dan Bara cita-cita Bapak belumlah padam,
Dalam setiap Ilmu yang kami amalkan, akan terus bersemayam semangat dan cita-cita mulia Bapak.


(Hendrix Virdyant, 20 Agustus 2009)

You Might Also Like

4 komentar

  1. semua sudah ditakdirkan Yang Maha Kuasa.
    Hidup mati manusia hanya Allah yang tau.
    Sebagai manusia, kita selalu berusaha jadi lebih baik.

    ReplyDelete
  2. wah.. turut berduka cita kang.. semoga saja yang ditinggalkan bisa tetap tabah.

    ReplyDelete
  3. Hakikat hidup adalah mati. Dan tak ada yang lebih tulus menanti kita selain kematian, sobat...

    Semoag segala amal beliau diterima di sisi-Nya. Amin..

    ReplyDelete

Followers